Rabu, 29 Desember 2010

Pelajaran Estetika di Era Penghamba Logika

Era kini orang tua akan bangga bila nilai pelajaran matematika atau IPA mendapatkan nilai sempurna. Anak yang di kedua mapel itu rendah akan dipinggirkan. Inipun dilegitimasi dari beberapa tahun terakhir dengan dikedepankannya nilai UN yang didominasi mapel dari ranah logika. Lalu kemanakah etika dan estetika?
Pengkastaan mapelpun tak dapat dipungkiri berlaku juga. Siswa tak dapat berbuat banyak, begitupun pendidik. Siswa yang lemah dalam mapel logika tak dapat memilih mana arah jenjang pendidikan yang ingin ditempuh. Juga sekolah yang diinginkannya.
Namun saat gejolak kehidupan mulai sudah tidak sehat, beramai-ramai orang berbicara tentang pelajaran budi pekerti, agama dan kepribadian termasuk estetika didalamnya.
Narsis memang tapi memulai sesuatu yang sudah terlanjur terpinggirkan ibarat mencuci kain yang terlanjur berdaki dan berkarat. Hilang sudah sebuah generasi, entah kapan kita harus menata dari awal lagi ketika superioritas ranah sudah hilang dari otak kita.