Senin, 18 Januari 2021

Teknik Pembuatan Batik

Dalam membuat batik ada beberapa teknik yang lazim digunakan, di bawah ini beberapa teknik yang dikenal dalam pembuatan batik 1, Tulis Artinya dibuat seperti ditulis ( digambar ), media yang digunakan adalah canting yang diisi malam(lilin) yang cair yang digambarkan/dituliskan di atas kain sesuai pola yang dibuat. Alat canting ini umumnya terbuat dari tembaga dan diberi gagang dari sejenis batang jagung atau tebu ataupun bambu atau kayu.
2. Cap Adalah teknik pembuatan batik dengan menggunakan stempel dari tembaga/kuningan yang diberi malam/lilin cair yang distempelkan pada kain.
3. Ikat Celup atau Jumputan Merupakan teknik kontemporer dalam pembuatan batik, disini peran malam/lilin digantikan oleh tali/tali rafia untuk menahan warna supaya tidak memasuki - pori pori kain. Kain diikat dengan tali terus dicelupkan ke dalam warna, atau diberikan warna dengan cara dikuaskan pada ikatan.Teknik celup ikat sangatlah mudah. Pembuatan motif pada kain dibuat dengan cara mengikat sebagian kain lalu mencelupkannya kedalam cairan pewarna. Dalam tenik celup ikat, kain terkadang dicelupkan ke beberapa warna untuk mendapatkan warna yang bervariasi, sementara corak motif yang didapatkan tergantung pada kreasi ikatan-ikatan yang dibuat. Teknik celup ikat juga dikenal dengan nama jumputan, tritik, sasirangan dan pelangi.
4. Printing atau Sablon Teknik ini menggunakan screen yang telah diberi motif yang telah direncanakan/didesain, lalu disablonkan di atas kain, teknik ini keunggulannya bisa membuat batik dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, sehingga harga jual batik menjadi lebih murah.Teknik printing adalah teknik yang paling modern karena sudah menggunakan alat cetak yang canggih. Proses pewarnaan pada batik printing ini hanya diwarnai pada satu sisi kain saja, sehingga pada proses produksinya efisien dan cepat. Tidak hanya itu, alat printing yang sangat canggih dan sudah komputerisasi membuat motif bervariasi, sangat detail, rapih, simetris, dan bisa dikatakan sempurna. Teknik printing tidak memiliki aroma khas dikarenakan menggunakan pewarna kimia. Namun demikian, penggunaan pewarna kimia ini memberikan kesempatan pada batik printing untuk memiliki berbagai macam warna yang bisa ditentukan sesuai selera. Kepraktisan produksi dengan teknik printing inilah yang akhirnya membuat harga jual batik pabrikan ini jauh lebih murah dibandingkan harga batik tulis dan batik cap.
5. Colet Teknik colet diperkirakan muncul seiring dengan penggunaan zat pewarna batik dari bahan kimia. Teknik ini akrab disapa dengan teknik lukis. Teknik “colet”, seperti namanya memang dilakukan dengan mengoleskan pewarna kain dengan kuas atau kapas (seperti cotton bud), atau kadang juga dilakukan dengan proses mencanting malam panas yang sudah diberi warna lalu melukiskan motif diatas kain mori. Pola yang dibuat untuk teknik colet biasanya dibentuk oleh coretan malam, fungsinya sebagai pembatas warna, ehingga ketika kuas yang sudah dicelup zat warna disapukan di dalam pola tersebut, warna tidak “meleber” ke bagian lain karena telah dibatasi oleh malam. Di sini, kehati-hatian dan ketekunan dari pembatik sangat dibutuhkan, agar ketika mereka sedang mencoletkan warna, tidak ada warna yang menetes atau keluar dari pola yang sedang diwarnai. Pada teknik colet pembatik tidak hanya sekedar membatik namun merangkap seniman lukis. Karenanya pembuatan batik dengan teknik colet tentu membutuhkan jiwa seni yang tinggi karena untuk membuat motif dengan teknik colet pembatik harus jeli dan memiliki imajinasi warnanya yang baik. Karena semakin bagus motif akan semakin tinggi pula harganya.